Sebagai Anggota DPD RI/MPR RI Paul Finsen Mayor geram saat menerima laporan terkait aktivitas sejumlah oknum tenaga pendidik atau guru yang tidak tertib saat menjalankan tugasnya di daerah pemilihannya Provinsi Papua Barat Daya (PBD).
Ia meminta pemerintah daerah setempat mengambil tindakan tegas terkait laporan masyrakat ini. Karena berkaitan dengan pendidikan masa depan anak-anak Papua.
“Saya mendesak kepada seluruh Kepala Daerah Se-Provinsi Papua Barat Daya untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja para guru yang bertugas di kampung-kampung. Karena laporan pengaduan masyarakat yang menjelaskan bahwa mereka para guru banyak yang tidak melaksanakan tugas nya di sekolah-sekolah terutama yang ada di wilayah Kabupaten tidak beres,” tukas pria yang dikenal dengan rambut merah.
Ketegasannya ini berkaitan setelah secara langsung ia menerima laporan pengaduan masyarakat dari Kabupaten Sorong Selatan, bahwa sejumlah oknum guru di kampung meliputi wilayah IMEKKO ( Inanwatan, Metimani, Kais dan Kokoda) banyak yang tidak tertib.
Kembali ia menyatakan dorongannya agar guru-guru tersebut seharusnya bekerja sepenuh hati. Bila tak bisa, lebih baik guru-guru itu dicopot atau diganti dengan guru yang benar-benar ingin bekerja dengan hati dan tulus.
“Di Tanah Papua kita butuhkan guru dan kepala sekolah yang punya hati. Kalau masih enggak benar, laporkan ke atasan atau lapor ke saya sebagai wakil rakyat di pusat,” ucapnya.
Sebab hal tersebut, hampir terjadi di seluruh wilayah Provinsi Papua Barat Daya. Karena terdeteksi guru malas juga terjadi di kampung-kampung di Kabupaten Raja Ampat, karena wilayah kepulauan sehingga jarang terawasi dan terkontrol. Sehingga terkesan para guru ini seenaknya menjalankan tugas utama, bahkan sering meninggalkan daerah tugas dan lebih banyak habiskan waktu di Kota Sorong.
“Meteka jarang mengajar dan selalu ada di Kota Sorong. Nanti setiap bulan tinggal tunggu gaji saja. Sementara mereka tidak mengabdi dengan benar,” beber sang Senator PFM.
Guru dibayar untuk mendidik siswanya. Bila sudah dibayar tapi tak bekerja dengan baik, mengorbankan dan berdampak buruk luas. Terutama anak-anak didik yang kerap mengalami kurang pengetahuan akibat keterlambatan pelajaran.
Sikap ini tentunya berharap ada kebijakan dan ketegasan oleh dinas dan pemerintah setempat, sebab berkaitan dengan masa depan anak bangsa dari Tanah Papua. Jika guru malas sebaiknya ditindak, sebaliknya jika disiplin maka pemerintah juga wajib memberikan apresiasi berupa penghargaan.